Menyesuaikan diri dengan bos yang keras

boss-kerasMasih segar dalam ingatan kita bagaimana mengharukan menyaksikan rangkaian uapacara pemakaman pak Harto, presiden kita yang kedua, yang juga seorang bapak, dan pemimpin yang sangat kharismatik dan tegas, Dalam wawancara dengan orang yang dekat dengan beliau tergambar betapa tegas dan teguhnya beliau dalam menjalankan program yang telah diputuskannya. Apapun resikonya jika ada tujuan besar yang ingin dicapai dan lebih besar manfaatnya bagi masyarakat akan dijalankannya dengan konsekwen. Beliau juga akan memaksa teamnya untuk mengikuti komitmen bersama dengan segala resikonya.Terkesan otoriter, tanpa kompromi dan keras. Terlepas dari kekurangannya pak Harto menurut bawahannya selalu memberikan arahan yang “clear dan tegas”

Jika kita mempunyai bos yang keras, apakah dapat membuat tim mencapai tujuannya atau malah membuat tim menjadi tidak termotivasi. Biasanya boss yang keras dalam arti susah diajak kompromi, tidak terbuka dan tidak mempunyai team work itu akan menyusahkan kita. Tapi jika kerasnya adalah untuk mencapai tujuan perusahaan, dimana ia bahu membahu dalam menghadapi berbagai kesulitan dengan anak buahnya, maka sekeras apapun yang dilakukan sang bos akan dapat diterima. Justru bos yang lembut biasanya akan bermasalah menghadapi anak buahnya, sehingga tujuan atau target perusahaan tidak akan tercapai. Kombinasi yang ideal adalah bos itu keras, tanpa kompromi untuk menjaga standar mutu pekerjaan dan irama kerja, tapi ia juga bisa lembut dalam berdiskusi atau mendengarkan apa masukan dari bawahan.Biasanya yang ideal itu jarang kita temui, pilihannya yang lebih banyak adalah bos yang keras atau bos yang lembut, dengan kata lain bos yang kejam atau bos yang ga jelas.

Bos yang keras biasanya dikenal berhasil dalam menjalankan misi yang ditugaskan padanya. Dalam catatannya selalu ada banyak daftar panjang pekerjaan yang akan diberi tanda “Mission completed”. Ia adalah andalan perusahaan, tangan kanan big bos, orang yang selalu dianggap mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah, seperti moto kantor pergadaian. Dilain pihak banyak juga dari mereka kurang baik dalam berinteraksi dengan teman atau bawahannya. Yang ada dalam pikirannnya adalah tugas yang diberikan padanya dan bagaimana menyelesaikannya. Ia akan membawa timnya kedalam suatu aturan main yang berdasarkan pengalamannya akan dapat bersama mencapai tujuannya. Jiaka ia merasa salah satu dari kita tidak dapat mengikuti cara kerjanya , maka ia akan menekan bawahan itu sampai dapat berlari sesuai dengan larinya bos, atau kalau tetap ketinggalan kita akan diganti.

Bawahan yang mempunyai prestasi kerja bagus, cepat beradaptasi dan mempunyai kemampuan untuk bekerja sama cepatnya dengan si bos, tidak mempunyai masalah dengan si bos. Ia akan menggunakan dan memaksimalkan pengalamannya bekerja dengan bos yang keras sebagai ajang untuk mengembangkan potensi dirinya. Bos yang keras akan mengkloning dan melahirkan anak buah yang sejenis dengan dirinya, sehingga dengan cepat akan terbentuk suatu standar kerja yang tinggi dan baik. Sebaliknya bawahan yang lembek, kurang bagus kinerjanya akan mencari alasan apa saja untuk menemukan kesalahan dan kelemahan si bos yang keras. Ada saja alasannya, bos kejam, tidak mengetahui kesulitan dilapangan sehingga targetnya tidak realistis, dsb yang intinya menggambarkan ia tidak cocok dalam bekerja dengan si bos.

Kalau saya ingat perjalanan karir saya selalu berada dibawah bos yang keras. Mereka tanpa kompromi memberikan tugas dengan deadline yang sangat mepet. Kelihatannya tidak masuk akal, tapi karena biasanya bos itu pernah mengerjakan pekerjaan itu, maka ukurannnya adalah ukuran si bos. Kualitas pekerjaan juga harus sempurna, mereka kebanyakan targetnya adalah “sempurna”, baik dianggap kurang apalagi cukup. Saya termasuk yang lemah dalam hal administrasi dan deadline, tapi pernah 2 kali mempunyai bos yang sangat rapi, teliti dan nyaris sempurna dalam hal itu. Selalu saja ada kesalahan yang saya buat, yang salah ketik, lupa menyimpan, pembuatan jadwal yang kurang pas yang berkaitan dengan ketelitian dan kerapihan. Rasanya pontang panting mencoba memenuhi harapan dan standar si bos, hikmahnya sekarang saya menjadi lebih rapi dan teratur dlam mengerjakan sesuatu dan mampu juga mengoreksi bawahan saya yang kebetulan lebih tidak teliti dan rapi dari saya.

Hal lain yang biasanya ada pada bos yang keras adalah “Persistence” atau mempunyai daya tahan untuk terus menerus mendesak atau mengarahkan pihak lain memenuhi keinginannya. Biasanya kalau kita minta data atau mengerjakan pekerjaan yang ada kaitannnya dengan pihak ketiga, maka penyelesaian pekerjaan kita tidak akan selesai tanpa bantuan mereka. Kemampuan memaksa pihak ketiga untuk juga membantu kita agar pekerjaan selesai sangat dibutuhkan. Biasanya kita suka menunda atau ga enak jika terus menerus memaksa pihak lain, tapi dengan terbiasa dan juga dengan tehnik yang baik, maka biasanya pekerjaan atau data yang kita minta dari pihak ketiga dapat tercapai.Ini adalah salah satu kelebihan dari bos yang keras itu.

Jadi kalau kita termasuk dalam kategori bos yang keras berarti kita memang dipilih atau terpilih untuk memandu tim kita melewati rintangan dan hambatan agar mencapai suatu tujuan.Petunjuk yang diberikan harus tegas, jelas dalam mengarahkan tim, mau kekanan, kekiri atau lurus. Bos harus tau kapan jalan cepat, kapan direm dan kapan harus berhenti. Dengan mempunyai pengalaman bekerja dibawah pimpinan bos yang keras banyak hikmah yang dapat kita ambil, setidaknya kita akan menjadi salah satu dari golongan bos yang keras itu. Welcome to the club boss.

Tulisan asli dari tulisan ini dan tulisan menarik lain tentang MSDM dan entrepreneurship dapat juga diakses melalui:  Boss yang keras


Kontributor:

iftidaIftida Yasar, SH, M.Si adalah alumni Fakultas Hukum UNPAD dan lulusan Magister Psikologi UI. Beliau adalah seorang entrepreneur dan konsultan SDM yang sangat dikenal dalam bidang hubungan industrial, terutama dalam bidang penempatan tenaga kerja / outsourcing, training baik klasikal / outbound, dan sebagai pengasuh di majalah bertemakan HRM

Selain sebagai Presiden Direktur di Persaels, sebuah perusahaan jasa bidang outsourcing, berbagai jabatan dalam aktivitasnya di bidang human development dipercaya pada beliau, diantaranya: Ketua Komite Tetap Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri pada Kamar Dagang dan Industri, Sebagai Wakil Sekertaris Umum APINDO, dan Penasehat ABADI (Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia)

Di sela-sela jabatan yang lebih bersifat formal di atas, Beliau juga banyak terlibat dalam berbagai aktivitas sosial yang menyangkut: Women issues, Labour issues, Youth issues, dan kegiatan masyarakat lainnya.

Share and Enjoy: These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • MisterWong
  • Y!GG
  • Webnews
  • Digg
  • del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • blogmarks
  • Blogosphere News
  • Facebook
  • LinkedIn
  • Squidoo
  • Technorati
  • YahooMyWeb
  • Socialogs
  • email
Posted in: Career, Featured
blank

About the Author:

Post a Comment