Negaholic: Perilaku menyimpang di lingkungan pekerjaan
Adanya beberapa sikap negatif di antara karyawan atau bahkan manajer di tempat kerja adalah hal yang lazim. Bahkan untuk beberapa orang mungkin bisa menjadikan suasananya seperti gejala epidemik. Dalam artikel ini “negaholic”, arti kasarnya, adalah kecanduan berbuat negatif. Sifat perilaku negatifnya adalah dalam bentuk dis-fungsional, kontraproduktif, dan mudah menular. Mungkin kita pernah melihat ada karyawan atau staf dalam rapat berespon terhadap gagasan seorang manajer dengan berucap “Oooo tak mungkin itu dapat dikerjakan; itu ide konyol, dan saya tak akan mengerjakannya; terserah”. Apa saja karakteristik dari “negaholic”?
Beberapa karakteristik dari orang berperilaku negatif adalah (Marilyn Pincus, 2004, Managing difficult people):
- Mereka biasanya menyendiri di lingkungannya saja. Jarang terlibat berpartisipasi dalam kegiatan kelompok yang lebih besar. Jika mereka ditekan untuk mengerjakan sesuatu, moral kelompok akan goyah.
- Mereka sering mementingkan dirinya sendiri. Hampir-hampir tidak pernah mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan orang atau kelompok lain.
- Tidak pernah mengerjakan sesuatu sampai berhasil walaupun merekalah yang bertanggung jawab.
- Sikap yang paling nyata adalah sering berulah “saya tidak dapat”, bukan “saya dapat”.
- Sebagian besar waktu digunakan untuk mencela majikan mereka dan tiap keputusan bisnis yang dibuat.
- Kehidupan pribadinya cenderung dis-fungsional dan lebih senang melihat rekan karyawan lainnya susah hati. Motonya “Misery loves company”.
- Menghindarkan diri dari resiko. Meminta mereka untuk bekerja di luar zona mereka yang menyenangkan adalah hampir mustahil.
- Mereka cenderung fokus pada hal-hal negatif ketika orang lain terlihat cerah ceria.
- Mereka mencari situasi “lose-lose” ketimbang situasi “win-win”.
- Mereka kapan pun cenderung suka berahasia dan menghindari berkomunikasi dengan orang lain.
- Mereka kadang-kadang menderita dari kehidupan murung dan hanya sekejap saja merasa bahagia namun kemudian kembali hanyut dalam kesusahan hati.
- Mereka kerap ingin menguasai situasi dan mencari kesempatan untuk membuat kacau suatu kegiatan. Namun ketika mereka berhasil lalu mereka cepat menyalahkan orang lain.
- Mereka adalah pengambil keputusan berdasarkan dorongan hati dan biasanya membuat keputusan salah.
Ketika manajer menghadapi orang atau kelompok orang yang tergolong “negaholic” di atas maka diperlukan analisis dan pendekatan masalah yang mendalam. Untuk itu perlu ditelaah beberapa hal yaitu apakah kelompok itu benar-benar sangat menyulitkan lingkungan kerja? Apakah masalah itu bisa diatasi?; Apakah masalah itu hanya menjadi perhatian manajer ataukah perhatian pihak pimpinan yang lain? Dan bagaimana manajer bisa menolong orang bertipe “negaholic”?.Insya Allah akan diuraikan dalam artikel yang lain.
Tulisan asli artikel ini dan tulisan-tulisan menarik lain tentang MSDM dan personal development dapat juga diakses melalui: “NEGAHOLIC”
Kontributor:
Prof. Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira seorang blogger yang produktif, beliau adalah Guru Besar di Institut Pertanian Bogor yang mengasuh berbagai mata kuliah di tingkat S1 sampai S3 untuk mata kuliah, di antaranya: MSDM Strategik, Ekonomi Sumberdaya Manusia, Teori Organisasi Lanjutan, Perencanaan SDM, Manajemen Kinerja, Manajemen Pelatihan, Manajemen Program Komunikasi. MSDM Internasional, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan,
Beliau adalah salah seorang pemrakarsa berdirinya Program Doctor bidang Bisnis dan dan saat ini masih aktif berbagi ilmu di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang diri dan pemikiran-pemikiran beliau, silakan kunjungi Blog beliau di Rona Wajah
Connect
Connect with us on the following social media platforms.