How to Motivate Employee
Salah satu isu yang kerap menjadi persoalan bagi para manajer adalah bagaimana cara memotivasi karyawan agar dapat menunjukkan standard performance. Berikut beberapa tips yang mungkin bermanfaat untuk digunakan :
- Pahami perbedaan individu
Karyawan memiliki kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hindari memberi treatment yang sama kepada semua karyawan. Luangkan waktu untuk memahami apa yang penting bagi masing-masing karyawan. Berangkat dari pemahaman ini, manajer dapat memodifikasi sasaran individual, tingkat keterlibatan, dan rewards terkait kebutuhan individu.
- Gunakan sasaran dan umpan balik
Dalam bekerja, karyawan perlu memiliki sasaran kerja yang spesifik dan cukup sulit (tidak mudah) untuk dicapai dan mendapat umpan balik seberapa baik atau kurang baik mereka dalam menunaikan tugas.
- Beri kesempatan bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap mereka. Karyawan sampai tingkat tertentu dapat berkontribusi dalam keputusan yang berpengaruh terhadap diri mereka seperti, menetapkan sasaran kerja, memilih paket benefit, dll.
- Hubungkan rewards dengan performance
Rewards harus berhubungan dengan performance. Karyawan harus mempersepsikan linkage yang jelas antara rewards dengan performance. Jadi meskipun aktualnya rewards sangat erat kaitannya dengan kriteria performance, namun bila karyawan mempersepsikan hubungan yang jauh antara rewards dan performance, performance karyawan akan tetap rendah, kepuasan kerja menurun dan meningkatnya turn over dan absenteeism.
- Pastikan sistem rewards yang adil
Rewards harus dipersepsikan adil oleh karyawan seimbang dengan input yang mereka berikan di dalam pekerjaan. Pengalaman, keterampilan, kemampuan, usaha dan input lainnya dapat membedakan performance yang ditampilkan sehingga harus berbeda pula akan rewards yang diperoleh.
Di sisi lain, pada masyarakat pekerja terdapat beberapa klasifikasi pekerja yang masing-masing memiliki tantangan tersendiri dalam konteks motivasi. Klasifikasi atau kelompok pekerja yang ada antara lain karyawan profesional, karyawan kontrak, pekerja low-skilled, dan pekerja yang mengerjakan tugas repetitif. Setiap kelompok memerlukan cara tersendiri untuk dapat memotivasi mereka.
- Karyawan Profesional
Berbeda dengan masa lalu, karyawan pada masa kini cenderung tipikal karyawan yang terlatih dan profesional dengan latar pendidikan sarjana. Tipe karyawan ini mendapat kepuasan intrinsik yang tinggi dari pekerjaan mereka. Mereka umumnya dibayar tinggi, memiliki komitmen kuat terhadap bidang pekerjaan dan cenderung lebih loyal kepada profesi mereka daripada kepada employer mereka. Mereka jarang mendefinisikan pekerjaan mereka dalam konteks 8 to 5 dan 5 hari kerja seminggu. Lalu, apa yang memotivasi mereka? Ada beberapa yaitu, job challenge, peluang skill-development, ongoing challenging projects and autonomy, rewards of educational opportunities, recognition of their expertise
- Karyawan Kontrak
Yaitu karyawan temporer termasuk part timer, buruh harian, dll. Mereka tidak mempunyai security dan stability seperti yang dimiliki karyawan permanen. Mereka cenderung tidak memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka dan umumnya tidak mendapat tunjangan kesehatan, pensiun atau benefit lainnya. Tidak mudah untuk memotivasi mereka. Terkecuali bagi mereka yang memang menginginkan kebebasan dalam bekerja, peluang menjadi karyawan tetap merupakan hal yang paling memotivasi mereka. Hal lain yang dapat memotivasi adalah peluang training yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keahlian mereka sehingga dapat menaikkan nilai diri mereka. Apalagi bila pekerjaan kontrak mereka dapat membantu meningkatkan keterampilan mereka, mereka akan lebih termotivasi. Hal lain yaitu memisahkan tempat kerja karyawan kontrak dengan karyawan tetap yang memiliki pendapatan lebih besar.
- Pekerja Low-Skilled Service
Yaitu karyawan yang umumnya bekerja di industri retail dan fast food dengan upah yang rendah dan kecil kemungkinan untuk mendapat peningkatan upah yang signifikan. Mereka umumnya terbatas pendidikan dan keterampilan-nya. Umumnya perusahaan mendekati persoalan ini dengan cara membuat work schedule yang fleksibel dan mengisi posisi ini dengan remaja atau pensiunan yang tidak menjadikan upah sebagai hal yang paling penting. Tampaknya bila upah dan benefit tidak bisa ditingkatkan, turn over menjadi hal yang lumrah. Oleh karena itu penting untuk memiliki jaringan rekrutmen yang luas, dan membuat pekerjaan ini lebih menarik.
- Pekerja Tugas Repetitif
Misalnya di pabrik yang bekerja di assembly lines. Motivasi mereka dalam bekerja akan dipengaruhi bagaimana kepribadian mereka terkait dengan variasi, kebebasan, dan ambiguitas. Akan lebih menguntungkan memiliki pekerja yang tidak terlalu menyukai variasi, kebebasan dan ambiguitas. Teknik memotivasi yang bisa digunakan yaitu menciptakan iklim kerja yang menyenangkan, menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan atraktif, waktu break yang banyak, kesempatan bersosialisasi dengan pekerja lain saat break dan supervisor yang empatik.
(Coaching Plus Article: Disadur dari Robins, dalam OB)
Connect
Connect with us on the following social media platforms.