MEMAKNAI PENGALAMAN KERJA
Pengalaman adalah “guru terbaik”. Begitulah ungkapan lama yang masih sangat relevan; kini dan di masa datang. Dekat dengan makna pengalaman adalah ungkapan “jangan terantuk pada batu yang sama”. Begitu pula ungkapan itu berlaku pada pengalaman kerja yang dimiliki seseorang. Sampai-sampai setiap perusahaan yang akan merekrut dan menseleksi karyawan baru, pengalaman kerja pelamar menjadi syarat utama. Unsur pengalaman dipandang sebagai akumulasi dari pengetahuan dan kehidupan dalam proses belajar. Semakin berpengalaman pelamar semakin besar peluang diterima perusahaan. Dengan catatan syarat-syarat lainnya juga sudah terpenuhi.
Pengalaman seseorang dalam bekerja seharusnya dipandang sebagai sumberdaya potensial dalam mengelola perubahan dirinya. Secara rasional, pengalaman kerja pasti dapat dirasakan seseorang. Dari pengalamannya, seharusnya seseorang memperoleh modal atau bekal dalam melihat unsur-unsur penyebab keberhasilan dan kekurang-berhasilan dalam bekerja. Semakin bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan tentang pekerjaan semakin meningkat dan cara memandang sesuatu juga semakin bijak. Misalnya ketika seseorang pernah mengalami kelalaian kerja maka mungkin saja hal itu dirasakan biasa-biasa saja. Toh orang lain pun pernah berbuat hal yang sama. Namun lama kelamaan sejalan dengan unsur kematangan kepribadiannya maka timbul rasa bersalah dan sesal dengan sendirinya. Disadarinya bahwa itu adalah suatu kehilafan. Dan hal ini akan mendorongnya untuk berbuat yang lebih baik sesuai dengan standar perusahaan. Mengapa? Karena di dalam kehidupan ini sebenarnya padat dengan proses pengambilan keputusan. Jadi ketika karyawan dan manajemen akan mengambil keputusan terbaiknya, dia akan memanfaatkan unsur-unsur pengalaman kerjanya. Dasar pertimbangan mana keputusan yang dinilai layak dan mana yang tidak atau kurang layak merupakan fungsi dari akumulasi pemahaman tentang proses dan output dari perbuatan-perbuatannya selama ini.
Dalam kenyataannya bisa saja suatu pengalaman kerja ditanggapi dengan cara yang berbeda sesuai dengan cara pandang setiap orang.
Yang pertama, pengalaman kerja bisa jadi dipandang karyawan sebagai sumberdaya untuk memperbaiki diri dari kesalahan yang diperbuatnya. Sementara kalau ada keberhasilan maka akan mendorongnya untuk paling tidak mempertahankannya dan maksimum meningkatkan kerja dan kinerjanya. Karyawan seperti ini termasuk orang yang dinamis dan optimis.
Yang kedua, pandangan karyawan lainnya memaknai pengalaman kerja sebagai hal yang biasa. Sepertinya tak ada kesan sama sekali. Karyawan seperti ini termasuk golongan yang bekerja hanya dipandang sebagai kehidupan yang rutin saja. Dengan kata lain apatis terhadap pengalaman kerjanya.
Yang ketiga adalah karyawan yang ketika memiliki pengalaman pahit lalu merasa kepercayaan dirinya langsung jatuh. Mereka merasa tidak memiliki bakat dan kemampuan untuk bekerja dengan baik. Sementara kalau punya pengalaman manis, perasaannya diungkapkan secara berlebihan. Merasa dirinya paling bisa dan unggul. Karyawan seperti ini termasuk golongan yang labil dan tidak mampu mengelola diri secara seimbang.
Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dan individu perorangan dengan pengalaman kerjanya? Perusahaan seharusnya memandang suatu pengalaman kerja individu dan perusahaan adalah buah dari proses pembelajaran. Selain itu pengalaman kerja perlu ditempatkan sebagai sumberdaya individu dan perusahaan yang potensial. Karena itu perusahaan sebaiknya mengakomodasi kegiatan-kegiatan pertukaran pengalaman kerja melalui jalur-jalur:
- pertemuan seperti diskusi kelompok, seminar, dan rapat kerja;
- pemberian informasi lewat leaflet dan brosur atau jurnal/buletin;
- pelatihan dan pengembangan serta studi banding untuk memperoleh pengalaman kerja yang baru;
- proses mutasi dan rotasi karyawan dalam memperluas dan pengayaan pekerjaan; dan
- perusahaan dapat membuka semacam klinik kerja untuk tempat konsultasi dan berbagi pengalaman kerja para karyawan dan atau manajer.
Diharapkan dengan pengakomodasian kegiatan-kegiatan itu akan terjadi perubahan-perubahan atau perbaikan dalam bekerja secara efisien dan efektif. Pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja karyawan dan perusahaan.
Tulisan Asli dari artikel ini dan tulisan menarik lainnya tentang MSDM dapat juga diakses pada: MEMAKNAI PENGALAMAN KERJA
Kontributor:
Prof. Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira seorang blogger yang produktif, beliau adalah Guru Besar di Institut Pertanian Bogor yang mengasuh berbagai mata kuliah di tingkat S1 sampai S3 untuk mata kuliah, di antaranya: MSDM Strategik, Ekonomi Sumberdaya Manusia, Teori Organisasi Lanjutan, Perencanaan SDM, Manajemen Kinerja, Manajemen Pelatihan, Manajemen Program Komunikasi. MSDM Internasional, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan,
Beliau adalah salah seorang pemrakarsa berdirinya Program Doctor bidang Bisnis dan dan saat ini masih aktif berbagi ilmu di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang diri dan pemikiran-pemikiran beliau, silakan kunjungi Blog beliau di Rona Wajah
kiranya sadapat berit melalui internet..bahwa pa adalah eorang blogger yang produktif dan Guru Besar di Institut Pertanian Bogor yang mengasuh berbagai mata kuliah di tingkat S1 sampai S3 untuk mata kuliah, di antaranya: MSDM Strategik, Ekonomi Sumberdaya Manusia, Teori Organisasi Lanjutan, Perencanaan SDM, Manajemen Kinerja, Manajemen Pelatihan, Manajemen Program Komunikasi. MSDM Internasional, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan,………………………….saya bermohon minta referensi tentang demensi dan indikator pengalaman kerja. sebelumnya saya sampaikan terima kasi
alamat Email : jacub_ok@yahoo.com
artikelnya smgat bagus.. saya mahasiswa sedang tahap menyelesaikan skripsi mau mencari reerensi mengenai variabel pngalaman kerja khususnya guru..
artikel bapak sangat bagus, saya bermaksud membuat penelitian ttg pengalaman kerja guru. mohon referensi atau buku sumber tentang pengalaman kerja guru. Mohon juga dimensi dan indikator pengalaman kerja. sebelumnyaterima kasih.
Very good write-up. I certainly love this website. Thanks!
You could definitely see your enthusiasm within the paintings you write. The world hopes for even more passionate writers like you who are not afraid to say how they believe. Always follow your heart.