PENGEMBANGAN KAPASITAS ORGANISASI PEMBELAJARAN
Organisasi, dalam hal ini perusahaan, sebagai entitas juga memiliki kapasitas untuk belajar. Dave Ulrich dan Norm Smallwood (How leaders build values;2003), dalam penelitiannya terhadap organisasi pembelajaran menemukan empat gaya pembelajaran. Gaya yang dapat mempengaruhi organisasi dalam mengembangkan gagasan-gagasan meliputi eksperimen, kemahiran kompetensi, patok duga, dan perbaikan berkelanjutan.
Dalam gaya pembelajaran berupa eksperimen, beberapa organisasi melakukan kegiatan pembelajaran dengan mencoba banyak gagasan baru dan siap menerima hasil eksperimen berupa proses dan produk baru. Sumber utama pembelajaran adalah pengalaman langsung dari pelanggan dan karyawan. Tujuannya adalah mencapai prestasi pembelajaran organisasi yang unggul melalui eksperimen terkendali dari dalam dan luar organisasi. Eksploitasi pengalaman dari yang lain tidak dilakukan. 3M, Sony, Hewlett-Packard, dan Unilever adalah perusahaan yang terkenal dalam kegiatan eksperimennya. Mereka mengikuti prinsip-prinsip dasar yang meliputi:
- Kami secara reguler-tetap mencari gagasan baru malahan sebelum gagasan lama dilaksanakan.
- Kami secara reguler-tetap mencari cara-cara baru dalam bekerja.
- Kami mencoba menerapkan banyak gagasan; kami ingin terkenal sebagai pelaku eksperimen dalam industri kami.
- Kami ingin menjadi yang pertama masuk ke pasar dengan gagasan atau konsep baru.
Gaya pembelajaran dalam bentuk kemahiran kompetensi sangat dibutuhkan apabila perusahaan ingin terus maju. Beberapa perusahaan mendorong para individu dan tim untuk mendapatkan kompetensi. Pembelajaran adalah aspek sangat penting dari strategi bisnis.Fokusnya pada pengalaman pihak lain dan eksplorasi kemungkinan ada sesuatu yang baru. Dengan menginvestasi sumberdaya manusia dalam pelatihan dan pengembangan, organisasi menyediakan bahan terpilih dan konsep kepada para individu melalui konsultan, manajer lini, dan lembaga pendidikan tinggi. Tujuannya adalah membantu para karyawan memperoleh pengetahuan relevan yang dapat mempercepat asimiliasi pengetahuan baru dan menstimulasi mereka untuk mengembangkan produk dan proses inovatif. Motorola dan GE adalah perusahaan yang dikenal dengan strategi kemahiran kompetensinya. Prinsip-prinsip yang dipakainya adalah:
- Kami mendorong tiap individu dan tim untuk mendapatkan kompetensi baru.
- Kami belajar dengan menggunakan-menyewa orang dari perusahaan lain yang memiliki ketrampilan yang kami butuhkan.
- Pembelajaran adalah bagian sangat penting dari strategi bisnis kami.
Selain dua gaya terdahulu, maka perusahaan juga melakukan patok-duga (benchmarking). Perusahaan belajar dengan mengamati bagaimana perusahaan lainnya beroperasi dan mereka mencoba untuk mengadop dan menyesuaikan pengetahuan dalam perusahaan mereka. Pembelajaran datang dari perusahaan yang telah menunjukkan performa unggul atau mengembangkan praktek terbaiknya dalam proses yang spesifik.
Perusahaan yang melakukan patok duga utamanya belajar dari pengalaman perusahaan lain dan mengeksploitasi keberhasilan dalam penggunaan teknologi dan proses yang sudah ada. Sumsung, Xerox, dan Miliken adalah contoh perusahaan yang banyak dikenal melakukan gaya patok-duga. Prinsip-prinsip yang digunakannya meliputi:
- Kami belajar dari organisasi lain, masuk ke pasar produk atau menerapkan suatu proses yang telah teruji.
- Kami belajar dengan mengamati apa yang dilakukan perusahaan lain. Kami belajar dengan memfokuskan pengamatan kami pada kegiatan spesifik yang telah berhasil dikerjakan perusahaan lain.
- Kami terutama melakukan patok-duga tentang persaingan, mengukur kemajuan kami dibandingkan kinerja pesaing.
Gaya pembelajaran berikutnya adalah perbaikan berkelanjutan. Perusahaan lain belajar dalam perbaikan secara teratur pada apa yang telah dikerjakan sebelumnya dan mengarahkan tiap langkah sebelum bergerak ke langkah baru melalui suatu proses dengan pendekatan Six Sigma. Mereka sering menekankan pada keterlibatan kelompok karyawan (siklus pengendalian mutu atau kelompok pengambilan keputusan) dan diorganisasikan untuk memecahkan masalah yang terdapat pada pelanggan internal dan eksternal. Perusahaan seperti ini mengandalkan pada pembelajaran melalui pengalaman langsung dan eksploitasi praktek yang ada. Toyota, Honeywell, dan Honda adalah bentuk perusahaan yang selalu melakukan perbaikan berkelanjutan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
- Kami menguasai gagasan baru sebelum bergerak pada tahap berikutnya.
- Kami meningkatkan cara kami melaksanakan pekerjaan hingga kami memiliki mana pendekatan yang benar.
- Kami ingin dikenal sebagai kumpulan akhli teknik terbaik dalam industri kami.
- Kami terutama melakukan patok-duga pada diri kami sendiri, mengukur kemajuan dibanding kinerja sebelumnya.
- Kami menggunakan Six Sigma dan alat penilai mutu lainnya untuk perbaikan berkelanjutan bagaimana kami melakukan pekerjaan kami.
Bagaimana pemimpin perusahaan memilih gaya pembelajarannya? Apakah semua gaya atau kombinasi yang akan diterapkan perusahaan? Atau pilih salah satu yang dinilai terbaik sesuai dengan kondisi internal dan eksternal?. Misalnya, pemimpin perusahaan dapat menelaah atau menilai mana dari empat gaya yang paling lazim diterapkan di tiap unit produksi. Kemudian dicari mana yang paling layak diterapkan. Dalam hal ini gaya eksperimen sebaiknya didukung oleh gaya kemahiran kompetensi. Namun gaya tersebut juga harus terkait dengan perbaikan berkelanjutan dan tidak mengabaikan gaya patok-duga. Hal-hal itulah yang dikenal sebagai pendekatan gaya pembelajaran ganda dalam menemukan gagasan-gagasan baru tentang proses dan produksi.
Tulisan asli dari artikel ini dan tulisan-tulisan menarik lainnya tentang MSDM dan Organizational Development dapat juga diakses langsung melalui: PENGEMBANGAN KAPASITAS ORGANISASI PEMBELAJARAN
Kontributor:
Prof. Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira seorang blogger yang produktif, beliau adalah Guru Besar di Institut Pertanian Bogor yang mengasuh berbagai mata kuliah di tingkat S1 sampai S3 untuk mata kuliah, di antaranya: MSDM Strategik, Ekonomi Sumberdaya Manusia, Teori Organisasi Lanjutan, Perencanaan SDM, Manajemen Kinerja, Manajemen Pelatihan, Manajemen Program Komunikasi. MSDM Internasional, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan,
Beliau adalah salah seorang pemrakarsa berdirinya Program Doctor bidang Bisnis dan dan saat ini masih aktif berbagi ilmu di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang diri dan pemikiran-pemikiran beliau, silakan kunjungi Blog beliau di Rona Wajah
Connect
Connect with us on the following social media platforms.