Managerial Skill: Belajar dari kesalahan
Kita semua pernah melakukan kesalahan. Kita tidak akan menjadi manajer yang kreatif dan inovatif apabila tidak pernah melakukannya. Tetapi apakah itu berarti bahwa kita harus membuat kesalahan untuk menjadi lebih baik?
Manajemen adalah ilmu dan seni. Ribuan buku dan teks yang mengulas tentang bagaimana menjalankan menajemen dengan baik. Banyak pelatihan yang diadakan untuk membentuk kita menjadi manajer yang baik. Tetapi sesungguhnya menjadi manajer itu sendiri merupakan pengalaman belajar yang terus menerus. Kita tidak akan diam berhenti dan berpikir bahwa kita telah tahu semuanya. Dalam menjalankan peran sebagai manajer, dalam menghadapi berbagai permasalahan itu adalah proses pembelajaran yang sangat luar biasa. Termasuk ketika kita melakukan kesalahan.
Sebagian manajer menyembunyikan setiap kesalahan yang mereka lakukan, menutupinya , memendam dan kemudian melupakannya. Sebagai manajer pembelajar hal itu tidak baik untuk dilakukan. Kita tidak perlu menyalahkan diri sendiri karena kesalahan tersebut atau bersembunyi menyesalinya, tetapi kita perlu menganalisis apa yang salah, membahasnya dengan kolega dan membuat rencana pencegahan agar tidak terjadi kembali. Jadi yang terpenting adalah menemukan cara yang tepat agar kesalahan tidak terulang kembali. Kesalahan adalah sesuatu yang brilian karena tidak hanya mengajarkan di mana letak kesalahan tetapi juga bagaimana memperbaikinya. Kita semua mungkin melakukan kesalahan, belajar darinya dan terus melangkah.
Bagaimana jika staf kita yang melakukan kesalahan? Haruskah kita memarahinya dan menjatuhkan hukuman atau bagaimana? Karyawan yang dimarahi atau dikritik karena membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan yang mungkin berbeda dengan atasan akan enggan melakukannya lagi di kemudian hari. Keraguan dan ketakutan dalam pengambilan keputusan akan muncul. Bukan berarti karyawan tidak boleh dikoreksi mengenai bagaimana menangani situasi dan membiarkan mereka melakukan kesalahan yang sama. Tetapi yang penting adalah perlu di berikan pujian atas inisiatif dalam pengambilan keputusan tersebut.
Ada sebuah pepatah cina kuno yang mengatakan ” katakan padaku, maka aku akan mengingatnya satu jam; tunjukkanlah padaku, maka aku akan mengingatnya sehari; tetapi biarkanlah aku mengerjakannya, maka aku akan mengingatnya selamanya” kalau kita memberi orang kesempatan untuk mengerjakannya, maka mereka akan mengerjakan di awal dengan buruk atau bahkan membuat kesalahan. Namun mereka akan belajar dan mengingatnya di kemudian hari sehingga kesalahan tidak akan terulang kembali.
Belajar dari kesalahan ini bisa kita dapatkan dari gambaran kehidupan sehari-hari. Sebagai orang tua, kita akan tahu betapa sulitnya seorang anak berumur dua tahun memaksa untuk menuangkan minumannya sendiri? Kemudian dia akan menumpahkannya di meja, dan kita telah bersiap dengan kain lap di balik punggung . Karena kita tahu,
- Anak itu akan menumpahkan minuman di meja
- kita yang harus siap mengelapnya tanpa si anak tahu kain lap di tangan kita.
- Proses menumpahkan ini penting maka biarkanlah mereka menumpahkannya. Karena dengan begitu lama-lama mereka akan bisa menuang minumannya sendiri.
Sebagai orang tua, kita akan melakukan tindakan yang menakjubkan, siap meraih gelas apabila tumpahnya terlalu banyak, siap meraih gelas apabila akan jatuh ke lantai atau bahkan siap meraih anak kita apabila nampaknya akan jatuh dari kursi karena sedang konsentrasi menuang minuman.
Seperti ilustrasi diatas, pada kesempatan pertama seorang karyawan atau staf ada kemungkinan melakukan sebuah kesalahan. Biarkan itu terjadi dan jangan marahi mereka karena dengan begitu mereka akan belajar menjadi lebih baik. Maka menjadi tugas seorang manajer untuk menyiapkan sebuah system yang siap mem-back up kesalahkan tersebut. Kita sudah menyiapkan kain lap apabila mereka menumpahkan minumannya. Jadi biarkanlah mereka membuat kesalahan dan mereka akan menjadi lebih baik.
Kesalahan bisa saja dilakukan baik oleh manajer atau staf. Dua-duanya bisa belajar dari kesalahan agar bisa menjadi lebih baik dan tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari.
Kontributor:
Siti Salimah, S.Si,Apt . Lulusan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada ini adalah seorang konsultan manajemen dan tenaga proffesional yang mengabdikan keahliannya di sebuah rumah sakit swasta di Yogyakarta sebagai Apoteker, Melengkapi karir sebagai Apoteker, Titi juga sangat tertarik mempelajari ilmu manajemen khususnya untuk aplikasinya di area rumah sakit dengan dengan mengambil study S2 di Magister Manajemen Rumah Sakit di fakultas Kedokteran UGM
Tak hanya berbekal teori, dia melengkapi skills-nya sebagai konsultan manajemen dengan memiliki sertifikasi di bidang ini sebagai Certified Management System Auditor dari The International Register of Certificated Auditors (IRCA)
Connect
Connect with us on the following social media platforms.