Pemimpin yang seharusnya

Sebuah majalah bisnis bulanan meminta sejumlah pemimpin puncak perusahaan untuk melihat melampaui horison atas berita utama hari ini”, “mengamati masa depan”, dan “menjelaskan tugas yang paling berat yang akan dihadapi CEO di masa depan”. Saya pun diminta untuk melakukan hal yang sama.

Dalam tanggapan saya, saya menulis, “Tiga tantangan utama yang akan dihadapi pemimpin puncak tidak banyak kaitannya dengan mengelola harta berwujud milik perusahaan; semua yang dilakukannya berkaitan dengan pemantauan kualitas: kepemimpinan, tenaga kerja dan hubungan. Setelah majalah itu terbit, seorang pemimpin perusahaan menulis surat kepada saya dan mengatakan, “Tanggapan anda sangat berarti bagi saya. Saya menganggap bahwa ketiga tantangan yang anda gambarkan adalah seperti kaki kursi. Sayangnya saya melihat pemimpin hanya menempatkan perhatian pada satu, atau mungkin dua dari kaki itu.”

Beberapa tahun terakhir ini, perbandingan umum, tonggak penunjuk jalan dan batu peringatan akan segera berubah secepat waktu, tetapi satu hal yang tetap di pusat pusaran adalah sang pemimpin. Pemimpin masa depan bukanlah pemimpin yang telah belajar bagaimana mengerjakan sesuatu berdasarkan buku manual. Pemimpin masa kini dan masa depan akan diarahkan pada yang seharusnya, yaitu bagaimana mengembangkan mutu, karakter, pola pikir, nilai,prinsip, dan keberanian.

Pemimpin yang seharusnya tahu bahwa orang adalah harta terbesar organisasi. Sebagai pemimpin ia harus menunjukkan kekuatan filosofi ini dalam istilah, perilaku, dan hubungan. Para pemimpin seperti ini sudah lama membuang hieraki, dan banyak melibatkan otak dan tangan membangun jenis struktur baru. Rancangan baru tersebut mengeluarkan orang-orang dari dalam kotak hierarki lama dan menggerakkan mereka ke dalam sistem manajemen yang lebih memutar, fleksibel, dan lancar, yang mencuatkan pembebasan semangat dan upaya manusia.

Pemimpin yang seharusnya mengembangkan kepemimpinan yang terpencar dan beragam – membagi kepemimpinan pada sudut terjauh dari lingkaran untuk mengungkapkan kekuatan tanggung jawab bersama. Pemimpin membangun tenaga kerja, dewan, dan staf yang mencerminkan banyaknya ragam masyarakat dan lingkungan sehingga para pelanggan dan mereka yang terkait akan menyadari sendiri saat mereka melihat organisasi yang sangat beraneka ragam di masa depan.

Pemimpin yang seharusnya akan mempertahankan visi masa depan organisasi dan setengah memaksa mengobarkan semangat yang dibutuhkan untuk mebangun perusahaan. Pemimpin memobilisasi orang-orang di sekitar misi organisasi,

memantapkan suatu kekuatan dalam masa yang tidak menentu di masa depan. Koordinasi sekitar misi ini menggerakkan suatu kekuatan yang ditransformasikan menjadi satu ke tempat kerja, di mana karyawan dan tim dapat menyatakan diri mereka sendiri dalam pekerjaan dan menemukan signifikasi melampaui tugas saat mereka mengelola misi. Melalui suatu fokus yang tetap pada misi, pemimpin seharusnya memberi kepada pemimpin perusahaan yang tersebar dan beraneka ragam seuatu kesadaran arah yang jelas dan peluang untuk menemukan makna dalam pekerjaan mereka.

Pememimpin seharusnya tahu bahwa mendengarkan pelanggan dan belajar apa yang ia beri nilai akan merupakan komponen penting, bahkan lebih penting di masa depan ketimbang masa kini. Persaingan global dan lokal semakin cepat, dan kebutuhan untuk memfokuskan pada apa yang dibutuhkan pelanggan akan makin kuat.

Makna sosial terpenting dari pemimpin masa depan adalah cara mereka menghayati totalitas kepemimpinan, tidak sekedar memasukkan “organisasi saya” tetapi juga menjangkau ke luar dinding organisasi. Pemimpin yang baik apakah ia pria atau wanita, bekerja di sektor swasta, pemerintah, atau sosial, menyadari arti penting mereka yang membangun perusahaan, nilai dari tempat kerja yang mengembangkan orang-orang untuk berprestasi adalah penting untuk kelanjutan misi, serta perlunya suatu masyarakat yang sehat untuk untuk tercapainya sukses organisasi. Pemimpin yang bijaksana akan merangkul semua yang terlibat dalanm lingkaran yang mengitari perusahaan, organisasi, orang, kepemimpinan dan masyarakat.

Tantangan yang berasal dari luar organisasi memerlukan banyak perhatian, komitmen, dan semangat sebagai tugas yang paling penting di dalam organisasi. Pemimpin masa depan akan mengatakan “Hal ini tidak dapat dibiarkan” saat nmereka melihat sekolah, kesehatan anak-anak – yang merupakan tenaga kerja di masa depan – persiapan untuk hidup dan kerja yang tidak mencukup dalam banyak keluarga, dan orang-orang yang kehilangan kepercayaan terhadap lembaga mereka. Pemimpin baru akan membangun masyarakat yang sehat dengan semangat yang sama dengan semangat saat mereka membangun perusahaan yang sehat, produktif, dengan menyadari bahwa organisasi dengan kinerja tinggi tidak dapat hidup jika perusahaan tersebut mengecewakan orang-orangnya dan hidup dalam suatu masyarakat yang sakit.

Dewasa ini kepedulian tentang langkanya kesetiaan karyawan kepada perusahaan dan berkurangnya kepercayaan perusahaan kepada karyawan merupakan pesan yang jelas bagi pemimpin masa depan. Kerasnya dunia bisnis mungkin mengakibatkan hancur dan punahnya filosofi mereka, seperti juga semangat dari orang-orang mereka. Pada akhirnya, jika organisasi sampai mengurangi tenaga kerja mereka, akankah pemimpin di masa depan akan angkat kaki atau akankah ada pemimpin baru yang mampu memandu visi, prinsip, dan nilai yang membangun kepercayaan dan meningkatkan semangat dan kreativitas karyawannya?

Pengamat yang cermat tidak hanya akan meramalkan masa-masa menguntungkan, tetapi juga tentang masa kekacauan yang ada di hadapan pemimpin, peluang yang menakjubkan yang terbentang bagi mereka yang akan memimpin perusahaan dan negara ini ke dalam suatu jenis masyarakat baru – suatu masyarakat yang memiliki anak-anak sehat, keluarga sejahtera, dan pekerjaan yang bisa memberikan harga diri kepada setiap orang. Dalam arena inilah pemimpin dengan pola pikir dan visi baru mempererat hubungan yang melintasi ketiga sektor untuk membangun kemitraan dan masyarakat. Hal ini memerlukan suatu kelompok manusia yang berbeda, yang terdiri atas pemimpin yang berani melihat kehidupan dan masyarakat secara menyeluruh, yang memandang kerja sebagai peluang menyenangkan untuk mewujudkan apa pun yang ada di dalamnya. Pemimpin tersebut juga mampu memberi semangat dan sinar kehidupan serta mempunyai keberanian memimpin di depan mengenai isu, prinsip, visi, misi, dan yang menjadi bintang untuk mengendalikannya. Pemimpin masa depan hanya dapat berspekulasi pada sesuatu hal yang terwujud yang akan mendefiniskan tantangan yang dihadapi di masa depan. Tetapi kualitas tak berwujud dari kepemimpinan yang diperkukan sama tetapnya seperti bintang kejora di langit. Kualitas kepemimpinan yang tak berwujud ini dinyakatakan dalam karakter, kekuatan yang ada di dalamnya, dan tentang bagaimana seharusnya pemimpin melewati masa depan.

(Diadaptasi dari “Pemimpin Yang Seharusnya”, Frances Hesselbein, “The Leaderof The Future”, The Drucker Foundation”)

Share and Enjoy: These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • MisterWong
  • Y!GG
  • Webnews
  • Digg
  • del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • blogmarks
  • Blogosphere News
  • Facebook
  • LinkedIn
  • Squidoo
  • Technorati
  • YahooMyWeb
  • Socialogs
  • email
blank

About the Author:

1 Comment on "Pemimpin yang seharusnya"

Trackback | Comments RSS Feed

  1. blank iwan says:

    saat ini salah satu tantangan terbesar adalah membuat karyawan (hipo) merasa betah dan mau mengembangkan dirinya secara maksimal baik bagi kepentingan dirinya maupun perusahaan

Post a Comment