By November 14, 2008 3 Comments Read More →

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN : MYOPIA

Kecenderungan  pengembangan kepemimpinan di suatu perusahaan ditujukan untuk mempercepat para karyawan (manajemen dan non-manajemen) masuk ke dalam suatu lingkungan baru dimana mereka dapat mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya. Di  beberapa perusahaan bisa jadi pengembangan kepemimpinan direfleksikan oleh para pemimpin senior dalam mengelola persepsi tentang beragam isu, membentuk koalisi, dan menggunakan kapasitas huhungan untuk memengaruhi perubahan organisasi. Dan semua dikaitkan dengan strategi bisnis perusahaan, Tanpa itu semua perusahaan seolah berjalan tanpa arah. Ketika persaingan global cenderung semakin tinggi, perusahaan dituntut memiliki program pengembangan kepemimpinan yang unggul yang mampu menggalang jejaring hubungan bisnis. Pertanyaannya adalah apakah perusahaan khususnya multinasional sudah melakukan  seperti itu?

Tidak jarang ditemukan bahwa program pengembangan kepemimpinan telah gagal untuk memasukkan unsur  kemampuan dalam membangun suatu nilai hubungan bisnis yang stratejik, Hal ini  terlihat tidak saja dalam kurikulum pelatihan dan pengembangan  tetapi juga dalam penerapan gaya kepemimpinannya  di perusahaan. Ternyata kebanyakan semua itu  tidak dikondisikan sepenuhnya. Yang ada lebih pada pengembangan kapabilitas dan kompetensi para pimpinan atau karyawan (calon pimpinan) di bidang-bidang finansial, operasi, manufaktur, dan proyek. Sementara dalam beberapa hal seperti pengembangan kemampuan untuk mengidentifikasi segala permasalahan secara  sistematis, membangun, pemeliharaan personal, fungsional, dan manajemen hubungan stratejik untuk memengaruhi orang lain kurang diprogramkan. Dengan kata lain bagaimana setiap orang terutama yang potensial diarahkan untuk menjadi seorang pemimpin yang memiliki kemampuan hubungan stratejik dalam memengaruhi, mengarahkan, dan mengkoordinasi orang lain.

Meningkatnya keragaman karyawan, misalnya, seharusnya lebih dipandang secara kritis lagi dalam  mencari pemimpin masa depan perusahaan. Mereka yang tampil diharapkan memiliki kekuatan berbeda dan unik ketimbang pemimpin yang ada sekarang. Beragam aspek seperti keragaman budaya, individu-individu yang sangat potensial dengan perspektif keunikannya, dan sudut pandangnya yang begitu maju, pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan memimpin untuk mencapai tujuan perusahaan. Karyawan seperti ini layak disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan dalam membangun hubungan. Kemampuan itu sangat penting dalam mengembangkan jejaring bisnis.

Dalam suatu penelitian terhadap program pengembangan kepemimpinan Fortune 500 (David Nour,2008, Relationship Economics) ditemukan banyak karyawan yang memiliki perspektif dangkal atau myopia. Misalnya sebatas pada aspek-aspek strategi, rekayasa finansial, dan ekspansi global. Kalau toh tentang kemampuan kepemimpinan hanya sebatas dalam hal model transaksional. Padahal era kini yang jauh lebih penting dan prospektif adalah membangun kepemimpinan transformasional. Suatu proses perubahan dari pandangan rutin yakni apa yang sedang dikerjakan menjadi lebih strategis yaitu mengapa mengerjakan sesuatu. Pendekatannya pun semestinya holistik yang berkisar bukan saja tentang sisi kemampuan, tetapi juga sisi tanggung jawab sosial. Kondisi ini akan semakin mampu meningkatkan kinerja individu dan perusahaan manakala terpenuhinya pendekatan fungsional dan hubungan stratejik yang berbasis pada pendekatan sistematik.

Dalam prakteknya kemampuan membangun hubungan stratejik masih jarang dijadikan sebagai unsur dalam penilaian kinerja. Juga jarang dikaitkan dengan manajemen kompensasi (finansial dan non-finansial). Ternyata juga kemampuan hubungan stratejik masih belum menjadi bagian pengembangan mutu sumberdaya manusia kususnya tentang kompetensi karyawan. Karena itu tidak jarang bahwa pengembangan kepemimpinan perusahaan sering menghasilkan sesuatu yang sifatnya myopia. Dangkal dalam pengembangan pemikiran kritis, mandeknya kreatifitas, jejaring bisnis yang sangat pendek, dan tidak futuristik. Padahal dalam era global yang padat dengan persaingan bisnis maka seharusnya salah satu model pengembangan kepemimpinan yang unggul adalah yang berorientasi pada peningkatan kemampuan membangun hubungan stratejik. Kemampuan itu seharusnya menjadi unsur kompetensi yang dimiliki karyawan. Semakin tinggi atau meratanya kompetensi membangun hubungan bisnis stratejik di kalangan karyawan khususnya posisi manajer ke atas semakin mampu perusahaan bersaing dalam pasar global.

Artikel asli dari tulisan ini dan artikel-artikel menarik lainnya bisa dibaca di sini: PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN : MYOPIA

Kontributor:
Prof. Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira seorang blogger yang produktif, beliau adalah Guru Besar di Institut Pertanian Bogor yang mengasuh berbagai mata kuliah di tingkat S1 sampai S3 untuk mata kuliah, di antaranya: MSDM Strategik, Ekonomi Sumberdaya Manusia, Teori Organisasi Lanjutan, Perencanaan SDM, Manajemen Kinerja, Manajemen Pelatihan, Manajemen Program Komunikasi. MSDM Internasional, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan,

Beliau adalah salah seorang pemrakarsa berdirinya Program Doctor bidang Bisnis dan dan saat ini masih aktif berbagi ilmu di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang diri dan pemikiran-pemikiran beliau, silakan kunjungi Blog beliau di Rona Wajah

Share and Enjoy: These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • MisterWong
  • Y!GG
  • Webnews
  • Digg
  • del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • blogmarks
  • Blogosphere News
  • Facebook
  • LinkedIn
  • Squidoo
  • Technorati
  • YahooMyWeb
  • Socialogs
  • email
Posted in: Empowerment, Featured
blank

About the Author:

Post a Comment